Bendera Iran melambai di depan markas Badan Energi Atom Internasional (IAEA) di Wina, Austria pada 23 Mei 2021. (Foto: Reuters/Leonhard Foeger)
JAKARTA, Jurnas.com - Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant mengklaim bahwa Iran sudah memiliki sarana untuk membuat sebanyak lima bom nuklir. Teheran disebutnya tidak akan berhenti menciptakan hanya satu senjata nuklir.
"Jangan salah, Iran tidak akan puas dengan satu bom nuklir. Sejauh ini, Iran telah memperoleh bahan yang diperkaya hingga 20% dan 60% untuk lima bom nuklir," kata Gallant kepada timpalannya dari Yunani, Nikolaos Panagiotopoulos saat berkunjung ke Athena, seperti dilaporkan Times of Israel.
Dia mencatat bahwa uranium perlu diperkaya setidaknya hingga kemurnian 90 persen untuk membuat senjata nuklir. "Kemajuan Iran, dan pengayaan hingga 90 persen, akan menjadi kesalahan besar di pihak Iran, dan dapat menyulut api di kawasan itu," kata dia.
Jurgen Klopp Tolak Tawaran Latih Timnas AS
Pada Maret, Ketua Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat (AS), Mark Milley meramalkan bahwa Teheran dapat menghasilkan bahan nuklir yang cukup untuk sebuah bom dalam beberapa minggu.
Jenderal AS mengakui, bagaimanapun, bahwa Republik Islam masih membutuhkan beberapa bulan untuk membuatnya menjadi bom. Dia juga mengatakan, Washington tetap berkomitmen sebagai kebijakan bahwa Iran tidak akan memiliki senjata nuklir.
Pilihan kata-katanya memicu kekhawatiran di Yerusalem Barat, ketika pejabat senior Israel mempertanyakan apakah AS akan mentolerir program senjata nuklir Iran selama tidak ada bom nuklir yang dipasang pada rudal atau sistem pengiriman lainnya.
Jenderal AS itu mengklarifikasi ucapannya sebelumnya dengan menghapus kata menerjunkan. Teheran sendiri berulang kali membantah mencari senjata nuklir dan berpendapat bahwa program nuklirnya tetap murni untuk tujuan damai.
Jurgen Klopp Tolak Tawaran Latih Timnas AS
dIA masih secara bertahap meningkatkan tingkat pengayaan uranium di luar batas yang ditetapkan oleh kesepakatan 2015 yang dicapai dengan kekuatan dunia. Iran mulai melakukannya setelah presiden AS saat itu Donald Trump secara sepihak menarik diri dari kesepakatan itu pada tahun 2018.
Upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan di bawah Presiden AS Joe Biden sejauh ini tidak berhasil. Teheran dilaporkan menolak upaya terbaru Washington untuk mencapai kesepakatan yang akan membatasi program nuklir Iran dengan imbalan pembekuan sanksi.
Ketegangan antara Teheran dan Yerusalem Barat semakin tinggi akhir-akhir ini. Pada pertengahan April, Presiden Iran Ebrahim Raisi memperingatkan bahwa setiap tindakan permusuhan dari Israel akan menyebabkan kehancuran Haifa dan Tel Aviv.
Pada Kamis, Gallant mengklaim bahwa "Iran mendukung, membiayai, melatih, dan memperlengkapi kelompok teror di seluruh Timur Tengah dan di seluruh dunia," dan menuduhnya "mensponsori" serangan terhadap Israel dari Lebanon, Gaza, dan Suriah.
Sumber: RT
KEYWORD :Konflik Iran Israel Yoav Gallant Bom Nuklir Amerika Serikat